Minggu, 05 November 2017

Kepada yang Suka Membubarkan Kajian

“Kajian dibubarkan”. Mungkin kata inilah yang beberapa akhir ini sering menyeruak di kalangan masyarakat. Wallahu’alam, apa yang menjadikan motif bagi orang-orang seperti itu. Membubarkan kajian, membubarkan agenda syiar Islam.

Ada yang mengatakan, katanya kajian dibubarkan sebab materi akan menimbulkan perpecah-belahan bangsa. Nyatanya apa? Kajian tak pernah mengarah ke situ. Justru kajian mengajak ummat agar bersatu, karena memang itulah yang diperintahkan Allah dan RasulNya.

Ada yang mengatakan, katanya kajian dibubarkan sebab sang penyampai adalah dari kelompok yang tak cinta NKRI. Padahal, puluhan tahun kelompok tersebut berjuang di negeri ini, salah satu tujuannya adalah membebaskan NKRI dari segala belenggu neo-kolonialisme dan neo-imperealisme.

#SaveNKRI! Ini juga yang menjadi dalil mengapa suka sekali membubarkan kajian. Lantas, coba difikir terlebih dahulu, sebenarnya yang mengoyak NKRI ini hanya kajian-kajian saja ataukah ada yang lainnya?

Coba lihat, semisal dikotaku tercinta saja, Malang. Di sana banyak sekali tempat-tempat berbau kemaksiatan. Hiburan malam yang kian hari kian menjamur. Jika memang menjadikan “pembubaran” adalah thoriqoh dakwah, mengapa tak membubarkan acara-acara kemaksiatan pula? Bukankah itu juga akan mengoyak NKRI?

Coba bayangkan, mana yang paling berkemungkinan mengoyak NKRI? Pergaulan bebas atau kajian Islam?


Pergaulan bebas salah satunya diawali dari banyaknya hiburan malam (clubbing). Ketika suatu negeri banyak sekali pergaulan bebasnya, kiranya bagaimana nasib negeri tersebut 10-20 tahun lagi? Akankah nasab keturunan akan terjaga dengan baik? Tidak ingatkah? “Sesungguhnya Kami akan menurunkan adzab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik.” (al-Ankabut: 34)

Sedangkan kajian, mereka mengajak pada Islam. Mereka mengajak untuk mencintai Allah dan RasulNya. Apakah hal demikian membahayakan? Hingga harus dibubarkan? Tanpa adanya tabayyun terlebih dahulu kepada yang bersangkutan? inikah akhlaq orang yang berteriak menjaga persatuan? Wallahu’alam.


“Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allāh dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allāh), kecuali dengan rasa takut (kepada Allāh). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat. (QS II—Al-Baqarah: 114)”

Malang, 05.11.17

Tidak ada komentar: