Sabtu, 18 Maret 2017

KEKUATAN MEDIA: CYBER WAR ISLAM VS MUSUH ISLAM



Pagi hari tanggal 11 Januari 2017 kala itu, waktu di mana otak seharusnya masih dalam keadaan fresh, saya membuka twitter. Seperti biasa tab yang pertama kali saya tuju adalah bagian trending topic. Ada satu nama yang begitu saya kenali nampak di jajaran nomor 8 treending topic Indonesia.

Seketika itu saya langsung membaca kicauan publik luas mengenai nama itu. Nampaknya yang bericau kebanyakan adalah dari kalangan kontra/haters. Jujur, saya termasuk salah satu dari yang pro dengan beliau, karena pemikiran beliau yang memang senantiasa di dasari dari nilai-nilai Islam yang sesungguhnya.

Deg... setelah membaca kicauan yang jumlahnya sangat banyak itu, ribuan (walau saya ngga baca semuanya, tapi insya Allah setidaknya mewakili), saya berfikir panjang, tatapan mata saya seperti terhenti dalam satu titik. Saya berfikir, “Apa iya belaiu memang seperti itu? Pendusta? Pembohong? Dan telah berkhianat pada publik?”

Selanjutnya saya kembali berfikir. Inilah yang dinamakan sebenar-benarnya CYBER WAR. Fenomena ini sedang terjadi, sedang gencar-gencarnya. Bagaimana blok pro dan blok kontra (terutama kepada Islam) sedang saling berlomba-lomba untuk menghembuskan opini ke publik, kiranya opini mana yang paling banyak berhembus maka opini itulah yang akan banyak di konsumsi oleh publik, maka kebenaran hakikipun akan teratasnamakan opini yang paling banyak terbentuk tersebut, walau sebenarnya opini tersebut adalah salah dan sangat bertentangan dengan Islam.

Jadi apa peran kita saat ini dalam fenomena yang saat ini sedang benar-benar tejadi di depan mata kita? Apakah diam saja, mengikuti saja atau turut serta dalam pembentukan opini itu? Karena memang akan sangat berbahaya ketika opini publik yang akan terbentuk tersebut adalah opini yang bertentangan dengan kebenaran Islam sesungguhnya. Secara otomatis, masyarakat Indonesia yang mengakses internet akan tergiring pada opini yang salah, yang endingnya akan menghancurkan Islam itu sendiri.

Kembali lagi lantas apa yang bisa kita perbuat? Mari, gencarkan pengopinian Islam Kaaffah di tengah-tengah umat melalui media yang kita milliki, blog, facebook, twitter, instagram, youtube, mengirim opini ke media cetak dan lain-lainnya. Jangan sampai kita mengikuti arus media bak remaja alay yang jika sedang trend video ini maka ikut-ikutan mengikuti trend tersebut, yang jika sedang trend foto gaya gini, kita ikut-ikutan trend tersebut.

Jika followersmu memang tidak menghendaki postingan kritismu serta postingan yang berbau pengopinian Islam, BIARKAN! Biarlah mereka dengan sendirinya melakukan unfollow terhadap akunmu. Karena apa memang hidup kita harus dikehendaki oleh followersmu? BUKAN, tapi hidup kita adalah harus dikehendaki oleh Allah SWT.

Sungguh, ini adalah peringatan untuk saya pribadi, untukmu dan juga untuk kita semua. Semua perkataan yang bisa dianggap kasar, sungguh ini adalah bentuk kasih sayang terhadap sesama. Semoga kita semua dilindungi Allah dari berbagai bentuk kejahatan.

Tidak ada komentar: