Pagi hari tanggal 11 Januari 2017 kala itu, waktu
di mana otak seharusnya masih dalam keadaan fresh, saya membuka twitter. Seperti
biasa tab yang pertama kali saya tuju adalah bagian trending topic. Ada satu
nama yang begitu saya kenali nampak di jajaran nomor 8 treending topic
Indonesia.
Seketika itu saya
langsung membaca kicauan publik luas mengenai nama itu. Nampaknya yang bericau
kebanyakan adalah dari kalangan kontra/haters. Jujur, saya termasuk salah satu
dari yang pro dengan beliau, karena pemikiran beliau yang memang senantiasa di
dasari dari nilai-nilai Islam yang sesungguhnya.
Deg... setelah membaca
kicauan yang jumlahnya sangat banyak itu, ribuan (walau saya ngga baca
semuanya, tapi insya Allah setidaknya mewakili), saya berfikir panjang, tatapan
mata saya seperti terhenti dalam satu titik. Saya berfikir, “Apa iya belaiu memang
seperti itu? Pendusta? Pembohong? Dan telah berkhianat pada publik?”
Selanjutnya saya
kembali berfikir. Inilah yang dinamakan sebenar-benarnya CYBER WAR. Fenomena
ini sedang terjadi, sedang gencar-gencarnya. Bagaimana blok pro dan blok kontra
(terutama kepada Islam) sedang saling berlomba-lomba untuk menghembuskan opini
ke publik, kiranya opini mana yang paling banyak berhembus maka opini itulah
yang akan banyak di konsumsi oleh publik, maka kebenaran hakikipun akan
teratasnamakan opini yang paling banyak terbentuk tersebut, walau sebenarnya opini
tersebut adalah salah dan sangat bertentangan dengan Islam.
Jadi apa peran kita
saat ini dalam fenomena yang saat ini sedang benar-benar tejadi di depan mata
kita? Apakah diam saja, mengikuti saja atau turut serta dalam pembentukan opini
itu? Karena memang akan sangat berbahaya ketika opini publik yang akan
terbentuk tersebut adalah opini yang bertentangan dengan kebenaran Islam
sesungguhnya. Secara otomatis, masyarakat Indonesia yang mengakses internet
akan tergiring pada opini yang salah, yang endingnya akan menghancurkan Islam
itu sendiri.
Kembali lagi lantas
apa yang bisa kita perbuat? Mari, gencarkan pengopinian Islam Kaaffah di
tengah-tengah umat melalui media yang kita milliki, blog, facebook, twitter,
instagram, youtube, mengirim opini ke media cetak dan lain-lainnya. Jangan
sampai kita mengikuti arus media bak remaja alay yang jika sedang trend video
ini maka ikut-ikutan mengikuti trend tersebut, yang jika sedang trend foto gaya
gini, kita ikut-ikutan trend tersebut.
Jika followersmu
memang tidak menghendaki postingan kritismu serta postingan yang berbau
pengopinian Islam, BIARKAN! Biarlah mereka dengan sendirinya melakukan unfollow
terhadap akunmu. Karena apa memang hidup kita harus dikehendaki oleh
followersmu? BUKAN, tapi hidup kita adalah harus dikehendaki oleh Allah SWT.
Sungguh, ini adalah
peringatan untuk saya pribadi, untukmu dan juga untuk kita semua. Semua
perkataan yang bisa dianggap kasar, sungguh ini adalah bentuk kasih sayang
terhadap sesama. Semoga kita semua dilindungi Allah dari berbagai bentuk
kejahatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar